Friday, November 12, 2010

Jangan Sepelekan Masa Istirahat Merapi

Jangan Sepelekan Masa Istirahat Merapi

Nusantara / Jumat, 12 November 2010 16:34 WIB

Metrotvnews.com, Yogyakarta: Kepala Badan Geologi R. Sukhyar mengatakan saat ini Gunung Merapi memasuki masa "istirahat". Belum bisa dipastikan: apakah fase erupsi gunung tersebut telah berakhir.

"Sekarang justru harus tetap diwaspadai, apakah masa istirahat ini dimanfaatkan oleh Gunung Merapi untuk keluar dari sistem yang telah terbentuk dan nanti erupsi lagi atau tidak," kata Sukhyar di Yogyakarta, Jumat (12/11).

Sukhyar menerangkan, kewaspadaan perlu dipertahankan. Kejadian serupa terjadi pascaletusan 26 Oktober 2010. Setelah itu, Merapi juga mengalami masa istirahat. Tapiterjadi erupsi eksplosif sangat besar pada 3 - 8 November 2010. Adapun puncaknya terjadi 5 November 2010.

Menurut Sukhyar masa istirahat Merapi harus dilihat dari jarak antarpuncak letusan. Yaitu dari 26 Oktober hingga 5 November, sekitar 10 hari.

"Secara teori, dalam masa istirahat ini Gunung Merapi akan membentuk gelembung-gelembung gas yang memungkinkan adanya letusan eksplosif," katanya.

Sukhyar memperkirakan letusan besar sejak 3 November ditandai dengan keluarnya awan panas selama lebih dari 2 jam. Berturut-turut dan kemudian dilanjutkan dengan letusan tanpa henti sampai 8 November. Itulah satu paket letusan besar.

"Yang paling diharapkan adalah, Gunung Merapi tidak meletus lagi karena sekarang tingkat eksplosifitasnya sudah rendah," katanya.

Berdasarkan jumlah material yang telah dimuntahkan oleh Gunung Merapi sejak letusan 26 Oktober, dapat diketahui indeks letusan gunung tersebut atau volcanic eksplosivity indeks (VEI) adalah 4..

"VEI dengan jumlah material yang dimuntahkan antara 100 juta meter kubik hingga 1 miliar meter kubik adalah empat," katanya.

Sementara itu, sekitar pukul 12.54 WIB tadi, Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas dengan jarak luncur tiga hingga empat kilometer ke arah selatan.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono mengatakan, dengan semakin tidak adanya halangan di puncak gunung akibat erupsi yang terus-menerus, jarak luncur awan panas skala kecil bisa mencapai tiga kilometer.

"Biasanya, dalam waktu dua menit, jarak luncur awan panas adalah satu kilometer, namun sekarang jarak luncurnya bisa mencapai tiga kilometer," katanya.

PVMBG tetap memberlakukan radius aman 20 kilometer (km) karena sebaran awan panas tidak hanya ke selatan, tetapi juga ke berbagai arah seperti ke barat dan barat daya.

Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan hingga pukul 12.00 WIB, gempa tremor masih terjadi secara beruntun, 10 kali guguran dan dua kali gempa tektonik. (Ant/*****)

No comments:

Post a Comment